Anak – anak LKSA Sidhi Astu Merayakan Hari Bumi

Restore our Earth” adalah tema yang diangkat untuk memperingati Hari Bumi Internasional tahun 2021. Melalui peringatan Hari Bumi ini, kita diingatkan dan diajak untuk selalu menjaga kelestarian bumi, memulihkan keadaan bumi yang perlahan rusak akibat ulah manusia. Bumi, rumah kita bersama, sedang sakit. “Suhu tubuhnya” terus meningkat. “Paru-parunya” sakit karena penebangan hutan liar dan pencemaran. Rasanya, bukan hanya manusia yang terkena virus Corona, tapi juga Ibu Bumi.

Dalam peringatan Hari Bumi, 22 April 2021, para suster, pengasuh dan anak-anak penghuni LKSA Sidhi Astu mengadakan Ibadat Hari Bumi. Melalui Ibadat Hari Bumi, diharapkan kita mampu berdamai dengan seluruh ciptaan. Bukan hanya dengan sesama manusia, tetapi lebih lagi dengan semua ciptaan. Sikap egois kita, tanpa sadar melukai juga ciptaan lainnya.

Dalam ibadat Hari Bumi ini, kami diajak mensyukuri kembali segala anugerah kehidupan yang dilambangkan dengan air, batu, tumbuhan, dan tanah. Air menjadi bagian terpenting dalam kehidupan. Air menyediakan kehidupan, dan menghadirkan kesegaran. Batu menjadi lambang kekayaan alam (mineral) yang disediakan Allah untuk menopang kehidupan kita. Batu yang keras, bermanfaat untuk membangun tempat tinggal dan sarana kegiatan kita untuk mengisi kehidupan. Tumbuhan menyediakan bagi kita udara yang bersih dan menjadi bahan obat-obatan yang menyembuhkan kita. Tanah, tempat kita berpijak, di dalamnya kita menanam benih untuk menghasilkan makanan kita dan untuk kelangsungan hidup kita.

Dalam ibadat ini juga, diikrarkan kembali komitmen dan janji untuk menjaga dan melestarikan bumi pertiwi. Upacara Salib Maya (yang diangkat dari Upacara Suku Asli Amerika Utara) menjadi simbol pendamaian dengan Allah, diri sendiri, orang lain, dan alam semesta. Dalam upacara ini, kami diajak berdoa dengan menghadap keempat arah mata angin secara bergantian. Timur, arah matahari terbit, mengingatkan kita akan asal kehidupan yakni Allah sendiri. Barat, menjadi lambang perdamaian dengan sejarah manusia dan alam semesta. Utara, menjadi lambang perdamaian dan memohon pengampunan bagi mereka yang membunuh dan merusak kehidupan. Selatan menjadi lambang sebuah masa depan yang indah bagi solidaritas dan keadilan. Diakhiri dengan menghadap ke tengah, pusat yang menjadi lambang kesatuan dan persaudaraan semesta. Semoga, peringatan ini, membuahkan kecintaan yang semakin dalam terhadap Ibu Bumi, sehingga kita semua, khususnya anak-anak yang merupakan generasi penerus sungguh menjaga, melindungi, dan melestarikan kehidupan di Bumi. Deus  Providebit.

Ibadat Hari Bumi di LKSA Sidhi Astu Tuka, Bali

Penulis : Sr. Yvonne, OSF

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post

You cannot copy content of this page